Selasa, 25 Februari 2014

Mas Bajigur yang Mengesankan

Baru "ngeh" kalo sekarang tukang bajigur beredarnya mulai jam sepuluh pagi deh.. padahal saat usiaku belasan tahun sering disuruh ibu membeli bajigur setelah aku selesai mandi sore. Kira-kira jam 4-an lah..
Sekarang, saat mengantar anakku sekolah masuk jam 09.30 pagi, Tukang bajigur sudah siap mendorong gerobaknya. Entah kenapa tiba-tiba kepingin banget membelinya. Kulihat sudah banyak pembeli yang mengantri. Sambil menunggu dilayani, kucoba mengajak si Mas penjualnya ngobrol sedikit.

"Jaman saya kecil dulu, bajigur kelilingnya sore loh, Mas!"
"Iya... sama.. saya juga waktu kecil ngalamin itu Mbak."
"Sekarang jam sembilan pagi udah keliling ya?"
"Ya Mbak, lagian lebih enak, jadi bisa pulang cepat. Nggak perlu sampe gelap sudah selesai dagangnya."
"Emang nggak dilanjut aja sampe malem, Mas? kan banyak yang cari minuman hangat plus rebusannya itu," aku menunjuk tumpukan pisang, ubi dan singkong rebus.
"Yah, capek Mbak.. keliling dorong gerobak, apalagi di Cijantung sini jalanannya naik turun. Alhamdulillah sampai rumah bisa jam 1 atau jam 2 siang, istirahat sebentar, trus bersih-bersihin Masjid sekalian azan Ashar, Maghrib dan Isya."
"Ooooh..."
"Mau dapet rezeki sebrapapun terserah Allah.. yang penting saya sudah berusaha, Alhamdulillah cukup buat makan anak dan istri saya di rumah."
"Iya ya Mas... yang penting semangat terus!" 


Sesampai di rumah, aku masih melamunkan ucapan Mas Bajigur tadi. Dia aja yang cuma tukang Bajigur bisa menyempatkan waktunya buat mengurus Masjid? artinya, di sela-sela urusan dunianya, Mas Bajigur bisa mengatur waktu buat  urusan Akhirat.
Kenapa aku tidak?
Ah, aku kan perempuan... Masa ngurus Masjid? Ladang akhirat buat ibu rumah tanga seperti aku ya di rumah sajalah. Menjaga anak-anak, melayani suami dan bersosialisasi dengan masyarakat. Satu lagi: Aku mau jadi penggiat INDONESIA 2015 BEBAS NARKOBA.
Ahaaa! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar