Sabtu,
22 Februari 2014. Ajakan menghadiri forum diskusi narkoba dari sahabat maya
–satu dari sekian banyak teman di sebuah grup menulis online yang akhirnya merambat
sampai ke dunia Citizen Journalism-
ini awalnya sempat membuat ragu karena cuaca Jakarta yang sedang tak bersahabat.
Bahkan seringkali membuat badmood.
Khawatir serba repot karena ditempuh dengan angkutan umum pun terbentur
kemacetan yang parah. Mengendarai motor, berjas hujan pun tetap basah kuyup
karena beberapa hari ini hujan bersanding dengan angin kencang.
Namun
mengingat ‘silaturahim’ –atau dalam bahasa blogger disebut KOPDAR- itu
memanjangkan usia, belum lagi pahala lain yang Tuhan janjikan bagi siapapun
yang menolong sesama, entah wujud pahalanya seperti apa, toh sebagai orang
beriman tak ada gunanya mempertanyakan kredibilitas Tuhan dalam urusan pahala.
Pasalnya, sahabat maya yang satu ini adalah seorang reporter sebuah media
ternama di kalangan BMI Taiwan dan tinggal jauh di pelosok Cianjur. Perjalanan
dari rumahnya ke terminal di Jakarta saja sudah memakan waktu 5 jam lebih.
Belum lagi perjalanan menuju tempat acara. Jadi, memudahkannya untuk sampai di
lokasi seminar adalah amal kebaikan bagi siapapun yang bisa menolongnya. Akhirnya,
sirnalah semua ragu yang sedari tadi sempat bersarang dalam pikiran. Hujan, ya
nikmati saja. Apalagi cuma ke daerah Pondok Gede yang masih satu wilayah dengan
Cijantung. Ibarat sambil memejamkan mata, kurang dari setengah jam pun bisa sampai. Naik Taksi maksudnya. Plus kalau
tak macet pula.
Dan
sepatutnyalah silaturahim itu tetap terjaga. Meski melaluinya hanya dengan
menghadiri seminar demi seminar. Hanya dengan mengendarai motor jadul dan bekal
percaya diri serta niat memperoleh wawasan atau informasi terbaru seputar
negeri ini. Yang terpenting adalah: semuanya itu berangkat dari pertanyaan
dalam hati, “Apa isi goodiebagnya
nanti?” eh salah, “Apa yang bisa kami tulis sepulang seminar nanti?” Karena dengan
cara inilah kami mengabdi. Menuangkan ide, gagasan, pemikiran dan renungan
dalam bentuk karya tulisan. Berharap pembaca mendapat pencerahan ataupun
sekedar berbagi wawasan. Syukur-syukur bisa memberi inspirasi mengenai hal-hal
kebaikan.
Setibanya
di Restoran ‘Mie Ceker’ Bandung, Jl.Pondok Gede Raya No.9, kopdar pun dimulai. Sudah
hadir di sana para bloger –yang terhimpun dalam Asosiasi Blogger Reporter
Indonesia (BRID)- dari berbagai wilayah jabodetabek hingga Bandung. Tak
ketinggalan Bapak Thamrin Dahlan selaku senior di komunitas BRID yang telah
menjembatani forum diskusi ini dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Dalam
artikelnya yang lebih dulu tersiar di kanal berita online Kompasiana sebelum
acara dimulai, Bapak Thamrin Dahlan yang juga seorang pensiunan BNN
mengutarakan tujuan mulia diadakannya forum diskusi ini adalah untuk meningkatkan
peran Blogger (komunitas BRID) dalam menyumbangkan dharma baktinya pada Negara
sehubungan dengan pemberantasan narkoba. Maka kontribusi positif ini perlu
disinergiskan dengan BNN yang secara kebetulan memiliki program kerja berupa
penulisan 10.000 halaman terkait masalah narkoba.
Hadir
sebagai pembicara, Bapak Drs. Gun Gun Siswadi M.Si. dari Direktorat Diseminasi
Informasi BNN yang memaparkan informasi
seputar dunia narkoba. Mulai dari semarak peredarannya, bahaya pemakaiannya,
dampak negatif, sampai ajakan untuk aksi pencegahannya.
“Saya
berharap para Blogger bisa menjadi bagian dari upaya penyebaran informasi
bahaya narkoba yang kasusnya selalu meningkat dari tahun ke tahun,” tegas Pak
Gun penuh semangat.
Berbincang seputar narkoba memang
selalu membuat miris. Dua puluh tahun yang lalu mungkin Indonesia hanyalah negara
transit dalam pengedarannya di lingkup internasional. Kini Negara kita sudah
menjadi produsen dan konsumennya sekaligus.
Dua puluh tahun yang lalu juga, banyak
mahasiswa yang sudah dibekali informasi bahaya penyalahgunaan narkoba langsung
dari mantan pecandu yang sukses melalui masa rehabilitasinya. Sempat terpikir
bahwa selaku pribadi yang peduli dengan bahaya laten ini, sudah tuntas peran
aktif saya untuk gerakan anti narkoba
ini. Ternyata belum. Justru perkembangannya kini makin tahun makin semarak.
Penjelasan Pak Gun tentang data para
tersangka narkoba begitu menakjubkan. Membuat siapapun tersadar untuk mengambil
peran. Dan hal inilah yang memicu para Blogger untuk mengkampanyekan anti
narkoba semaksimal mungkin. Bagaimana tidak? Satu pun lini masyarakat tak ada yang
luput dari tindakan menyimpang ini. Baik dari aspek wilayah, usia, pendidikan,
pekerjaan, maupun jenis kelamin.
Di Indonesia tak ada satupun
wilayah yang bebas dari jerat narkoba. Begitu pula kelompok usia kanak, remaja,
dewasa, hingga orangtua. Di lini pendidikan, pelajar SMA dan Mahasiswa adalah
pengguna terbanyak. Jelas ini mengancam punahnya generasi penerus Bangsa karena
setiap tahunnya 50 jiwa (usia muda) melayang akibat over dosis.
“Kita akan canangkan Indonesia 2015
bebas narkoba!” jelas Pak Gun optimis disambut tepuk riuh forum mendukung penuh
rencana tersebut.
Tentu hal ini membutuhkan peran
aktif seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkannya. Selama ini BNN sudah
mengupayakan penyuluhan di berbagai media, diantaranya instansi pendidikan,
media televisi dan media masa konvensional. Kini saatnya merangkul lapisan warga
jurnalis untuk menggencarkan pemberantasan penyalahgunaan narkoba melalui
tulisan. Sukses buat BRID dan BNN!
Cijantung, 25 Februari 2014
Waah duo emak Kampoeng Satoe lagi beraksi. Tetap semangat semoga blogger pun bisa ikut membantu memperbaiki Indonesia ke arah lebih baik khususnya untuk generasi muda yang sehat dan bebas narkoba. Sekali lagi ngeblog lebih enak daripada overdosis! hehehe
BalasHapussangsurya-andrisurya.blogspot.com
Hehee, yaps! Bismillaah...
HapusKarena Narkoba itu kejahatan terorganisir. Maka Blogger pun bisa bersatu padu, beraksi secara serentak, trorganisir, demi menumpas musuh bersama ini.
Makasih Ndri, sudah mampir ^_^