Rabu, 26 Februari 2014

DISKUSI NARKOBA (Antara Kopdar dan Tersadar)






Sabtu, 22 Februari 2014. Ajakan menghadiri forum diskusi narkoba dari sahabat maya –satu dari sekian banyak teman di sebuah grup menulis online yang akhirnya merambat sampai ke dunia Citizen Journalism- ini awalnya sempat membuat ragu karena cuaca Jakarta yang sedang tak bersahabat. Bahkan seringkali membuat badmood. Khawatir serba repot karena ditempuh dengan angkutan umum pun terbentur kemacetan yang parah. Mengendarai motor, berjas hujan pun tetap basah kuyup karena beberapa hari ini hujan bersanding dengan angin kencang.
Namun mengingat ‘silaturahim’ –atau dalam bahasa blogger disebut KOPDAR- itu memanjangkan usia, belum lagi pahala lain yang Tuhan janjikan bagi siapapun yang menolong sesama, entah wujud pahalanya seperti apa, toh sebagai orang beriman tak ada gunanya mempertanyakan kredibilitas Tuhan dalam urusan pahala. Pasalnya, sahabat maya yang satu ini adalah seorang reporter sebuah media ternama di kalangan BMI Taiwan dan tinggal jauh di pelosok Cianjur. Perjalanan dari rumahnya ke terminal di Jakarta saja sudah memakan waktu 5 jam lebih. Belum lagi perjalanan menuju tempat acara. Jadi, memudahkannya untuk sampai di lokasi seminar adalah amal kebaikan bagi siapapun yang bisa menolongnya. Akhirnya, sirnalah semua ragu yang sedari tadi sempat bersarang dalam pikiran. Hujan, ya nikmati saja. Apalagi cuma ke daerah Pondok Gede yang masih satu wilayah dengan Cijantung. Ibarat sambil memejamkan mata, kurang dari setengah jam pun  bisa sampai. Naik Taksi maksudnya. Plus kalau tak macet pula.




Dan sepatutnyalah silaturahim itu tetap terjaga. Meski melaluinya hanya dengan menghadiri seminar demi seminar. Hanya dengan mengendarai motor jadul dan bekal percaya diri serta niat memperoleh wawasan atau informasi terbaru seputar negeri ini. Yang terpenting adalah: semuanya itu berangkat dari pertanyaan dalam hati, “Apa isi goodiebagnya nanti?” eh salah, “Apa yang bisa kami tulis sepulang seminar nanti?” Karena dengan cara inilah kami mengabdi. Menuangkan ide, gagasan, pemikiran dan renungan dalam bentuk karya tulisan. Berharap pembaca mendapat pencerahan ataupun sekedar berbagi wawasan. Syukur-syukur bisa memberi inspirasi mengenai hal-hal kebaikan.
 Setibanya di Restoran ‘Mie Ceker’ Bandung, Jl.Pondok Gede Raya No.9, kopdar pun dimulai. Sudah hadir di sana para bloger –yang terhimpun dalam Asosiasi Blogger Reporter Indonesia (BRID)- dari berbagai wilayah jabodetabek hingga Bandung. Tak ketinggalan Bapak Thamrin Dahlan selaku senior di komunitas BRID yang telah menjembatani forum diskusi ini dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Dalam artikelnya yang lebih dulu tersiar di kanal berita online Kompasiana sebelum acara dimulai, Bapak Thamrin Dahlan yang juga seorang pensiunan BNN mengutarakan tujuan mulia diadakannya forum diskusi ini adalah untuk meningkatkan peran Blogger (komunitas BRID) dalam menyumbangkan dharma baktinya pada Negara sehubungan dengan pemberantasan narkoba. Maka kontribusi positif ini perlu disinergiskan dengan BNN yang secara kebetulan memiliki program kerja berupa penulisan 10.000 halaman terkait masalah narkoba.
Hadir sebagai pembicara, Bapak Drs. Gun Gun Siswadi M.Si. dari Direktorat Diseminasi Informasi BNN  yang memaparkan informasi seputar dunia narkoba. Mulai dari semarak peredarannya, bahaya pemakaiannya, dampak negatif, sampai ajakan untuk aksi pencegahannya.
“Saya berharap para Blogger bisa menjadi bagian dari upaya penyebaran informasi bahaya narkoba yang kasusnya selalu meningkat dari tahun ke tahun,” tegas Pak Gun penuh semangat.
Berbincang seputar narkoba memang selalu membuat miris. Dua puluh tahun yang lalu mungkin Indonesia hanyalah negara transit dalam pengedarannya di lingkup internasional. Kini Negara kita sudah menjadi produsen dan konsumennya sekaligus.
 Dua puluh tahun yang lalu juga, banyak mahasiswa yang sudah dibekali informasi bahaya penyalahgunaan narkoba langsung dari mantan pecandu yang sukses melalui masa rehabilitasinya. Sempat terpikir bahwa selaku pribadi yang peduli dengan bahaya laten ini, sudah tuntas peran aktif  saya untuk gerakan anti narkoba ini. Ternyata belum. Justru perkembangannya kini makin tahun makin semarak.
Penjelasan Pak Gun tentang data para tersangka narkoba begitu menakjubkan. Membuat siapapun tersadar untuk mengambil peran. Dan hal inilah yang memicu para Blogger untuk mengkampanyekan anti narkoba semaksimal mungkin. Bagaimana tidak? Satu pun lini masyarakat tak ada yang luput dari tindakan menyimpang ini. Baik dari aspek wilayah, usia, pendidikan, pekerjaan, maupun jenis kelamin.
Di Indonesia tak ada satupun wilayah yang bebas dari jerat narkoba. Begitu pula kelompok usia kanak, remaja, dewasa, hingga orangtua. Di lini pendidikan, pelajar SMA dan Mahasiswa adalah pengguna terbanyak. Jelas ini mengancam punahnya generasi penerus Bangsa karena setiap tahunnya 50 jiwa (usia muda) melayang akibat over dosis.
“Kita akan canangkan Indonesia 2015 bebas narkoba!” jelas Pak Gun optimis disambut tepuk riuh forum mendukung penuh rencana tersebut.

Tentu hal ini membutuhkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkannya. Selama ini BNN sudah mengupayakan penyuluhan di berbagai media, diantaranya instansi pendidikan, media televisi dan media masa konvensional. Kini saatnya merangkul lapisan warga jurnalis untuk menggencarkan pemberantasan penyalahgunaan narkoba melalui tulisan. Sukses buat BRID dan BNN!

 Cijantung, 25 Februari 2014

2 komentar:

  1. Waah duo emak Kampoeng Satoe lagi beraksi. Tetap semangat semoga blogger pun bisa ikut membantu memperbaiki Indonesia ke arah lebih baik khususnya untuk generasi muda yang sehat dan bebas narkoba. Sekali lagi ngeblog lebih enak daripada overdosis! hehehe

    sangsurya-andrisurya.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehee, yaps! Bismillaah...
      Karena Narkoba itu kejahatan terorganisir. Maka Blogger pun bisa bersatu padu, beraksi secara serentak, trorganisir, demi menumpas musuh bersama ini.

      Makasih Ndri, sudah mampir ^_^

      Hapus