Minggu, 09 Januari 2011

Keutamaan berpuasa di Bulan Zulhijjah

Sumber: Google Search

Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah SAW bersabda:  “Tidak ada satu amal soleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal soleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Zulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Salam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya dan tidak ada satu pun daripada keduanya (jiwa dan harta) yang kembali.”  (HR Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Sumber hadis lain mengisahkan: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Zulhijjah…” (HR Abu Daud)

Sabda Rasulullah SAW dari riwayat Abbas r.a, menguraikan tentang asal-muasal disarankannya 9 hari pertama berpuasa di Bulan Zulhijjah, yakni:
* Pada 1 Zulhijjah Nabi Adam a.s di ampuni oleh Allah S.W.T dan siapa puasa pada hari in niscaya Allah akan mengampuni dosanya selagi ia tidak melakukan dosa besar.
* Pada 2 Zulhijjah  doa Nabi Yunus a.s diperkenakan Allah S.W.T. dan siapa puasa pada hari ini seolah ia puasa setahun genap serta tidak pernah melakukan maksiat sedikitpun selagi tidak melakukan dosa besar.
* Pada 3 Zulhijjah doa Nabi Zakaria a.s.diperkenankan oleh Allah S.W.T. dan siapa puasa pada hari ini akan diperkenankan Allah segala doa permintaannya.
* Pada 4 Zulhijjah Nabi Isa a.s. telah dilahirkan, siapa puasa terhindar dari kefakiran, kemelaratan kehidupan di dumia dan pada hari kiamat kelak ia akan tergolong dlm orang orang yg terhormat.
* Pada 5 Zulhijjah Nabi Musa a.s. dilahirkan, barang siapa yg puasa pd hari ini terlepas dari sifat munafik serta siksa kubur.
* Pada 6 Zulhijjah - Allah s.w.t. membuka pintu kebajikan kpd Nabi2nya siapa puasa hari ini akan dipandang oleh Allah dgn penuh kasih sayang serta terlepaslah ia dari azab dan siksaan.
* Pada 7 Zulhijjah-pintu neraka jahanam akan dikunci dan dibuka kembali setelah 10 Zulhijjah, siapa puasa pd hari ini dikunci oleh Allah S.W.T.  baginya 30 pintu kesulitan dan di buka 30 pintu kesenangan.
* Pada 8 Zulhijjah - Nabi Ibrahim a.s. bermimpi mendapat perintah dari Allah menyembelih puteranya Ismail a.s. Ia termenung dan berfikir adakah ini perintah Allah atau dari Syaitan. Hari itu dikenali sebagai hari Tarwiya' (hari berfikir) barang siapa berpuasa pd hari ini Allah akan berikan pahala yg tidak terhitung jumlahnya.
* Pada 9 Zulhijjah turun ayat terakhir kpd Rasullulah S.A.W. tersebut dlm surah al Maaidah ayat 3. Menurut sejarah, 81 hari setelah diturunkan yaitu hari Jum’at tanggal 9 Zulhijjah tahun 9 Hijriyah, ketika Nabi wukuf di Arafah, Nabi telah wafat.
   Pd hari itu juga Allah telah memberitahu Nabi Ibrahim a.s. perintah menyembelih anaknya Ismail adalah perintahNya dan bukan syaitan. Hari itu di namakan hari “Arafah”( hari tahu)  barang siapa berpuasa pd hari itu (disebut pula “puasa Arafah”) diampunkan dosanya setahun yg lalu dan setahun yg akan datang.
* Pada 10 Zulhijjah disunahkan berpuasa hingga sempurnanya sholat Idul Adha. Siapa yg menyembelih seekor korban pd hari itu , setiap titisan darah yang mengalir dari leher hewan itu Allah akan mengampunkan dosanya serta dosa ahli keluarganya. Siapa yg bersedekah hari tersebut kpd fakir miskin kelak ia akan dibangkitkan pd hari kiamat dlm keadaan aman dan sentosa serta timbangan amal kebajikannya lebih berat dari Bukit Uhud.

Di samping berpuasa, umat Islam juga disarankan untuk meningkatkan amalan-amalan ibadah seperti berdzikir, membaca al-Quran, solat sunat, dsb. Karena sebagaimana yang telah dinyatakan dalam hadis di awal, Allah mencintai amal-amal soleh yang dilakukan pada awal bulan ini dibanding hari-hari lainnya. Selaku seorang Muslim yang sentiasa mengharapkan keridhaan Allah, sewajarnya kita berusaha untuk memanfaatkan “bonus” yang telah diberikan ini.  Yuk, marilah kita bersama-sama meningkatkan mutu amal ibadah kita serta memperbanyak ibadah sunat tanpa mengabaikan kewajiban yang lainnya.

"Tiap-tiap manusia berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah itu adalah orang yang banyak bertaubat." (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah & Al-Hakim )

Sungguhpun demikian, dalam kita beramal demi mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub Ilallah), jangan pula kita lupa kepada saudara seakidah kita yang sedang berada dalam kesusahan. Kita juga tidak seharusnya mengabaikan kewajiban kita yang lainnya, yakni dalam menjalankan peranan amar makruf nahi mungkar. Janganlah menjadi insan yang ‘mementingkan diri’ sehingga mengabaikan saudara-saudara kita yang di luar sana.


*SELAMAT BERPUASA bagi yang menjalankannya*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar